Hijab dan Kesucian Diri | Friday, September 23, 2005
Hijab dan Kesucian Diri
Kesucian diri berarti kemauan seseorang untuk menjalankan hidupnya di atas syariah Islam tanpa dipaksa ataupun terpaksa. Seseorang yang benar-benar beriman kepada ALlah, Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya dan Hari Pembalasan akan menta'ati Allah karena taqwa dan mencari ridha Allah semata. Pria dan wanita yang beriman kepada Allah pasti akan menjaga dirinya agar tidak terjerumus ke dalam jurang maksiat dan dosa. Mereka senantiasa menjaga kesucian dan kehormatan.
Untuk tujuan inilah Islam menetapkan asas-asas pendidikan akhlaq. Dengan pendidikan akhlak seseorang dapat mewarnai dirinya dengan sifat-sifat yang baik dan membersihkan dirinya dari sifat-sifat yang keji. Di antara sekian banyak akhlak yang diutamakan dalam Islam adalah sifat haya' (malu). Pengertian haya' sendiri sebetulnya tidak terbatas pada pengertian "malu" saja. Haya adalah satu instrumen yang digunakan untuk membina kesucian dan menghalangi Mukminin dan Mukminat terjatuh kedalam dosa dan maksiat. Rasulullah telah menegaskan bahwa: Setiap agama ada akhlaqnya, dan akhlak Islam adalah haya (HR Malik, Ibn Majah, Baihaqi)
Malu dan iman itu adalah teman seiring dan sejalan. Bila yang satu diangkat maka yang lain pun akan terangkat pula (HR Muslim)
Islam mendidik masyarakat untuk memiliki dan menghayati sifat haya sehingga mereka bukan saja terlindung dari dosa dan kejahatan, namun juga menyadari bahaya dari niat-niat dan syahwat yang keji serta berusaha menjauhkan diri daripadanya. Pria dan wanita yang beriman dan telah memiliki sifat haya' akan senantiasa menjaga kesucian dirinya dari perbuatan dosa. Dalam hal ini, hendaklah langkah-langkah berikut diambil dengan sangat serius:
1. Suci dari Syahwat yang Tersembunyi
Di dalam hukum Islam, kecenderungan dan syahwat seorang pria terhadap wanita di luar nikah adalah sama dengan perbuatan zina. Oleh karena itu nafsu birahi ketika melihat, bercakap, serta mengunjungi wanita adalah perbuatan zina. Islam menghukumnya sebagai haram karena ini merupakan langkah-langkah awal bagi seseorang untuk menuju zina yang sebenarnya.
2. Suci dari Pandangan-pandangan Birahi
Pandangan penuh birahi antara pria dan wanita adalah merupakan pintu menuju maksiat yang sangat berbahaya. Firman Allah: Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan panda- ngan mereka..." Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman: "hendaklah mereka menahan pandangan mereka..." (An-Nur:30-31)
3. Suci dari Sembarang tabarruj jahiliyah
Satu masalah yg biasa terdapat pada wanita yg tidak memiliki sifat haya' adalah tabarruj, yaitu kesukaan untuk memperlihatkan kecantikan dan perhiasan dirinya. Biasanya sikap ini bisa dilihat dari pakaian-pakaian yang berwarna-warni serta berlebih-lebihan, bersolek, hiasan rambut yang menarik, bau-bauan yang harum semerbak, serta perbuatan-perbuatan lain yang tujuannya untuk menggoda. AlKuran menamakan segala perbuatan yang bertujuan untuk memikat hati serta menarik perhatian selain dari suami sebagai tabarruj jahiliyyah. Firman Allah: ...dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dahulu (Al-Ahzab:33)
Sabda Rasulullah SAW: Wanita yang memakai wangi-wangian, kemudian dia keluar dan melewati suatu kaum (laki-laki ajnabi) agar mereka mencium harum baunya, maka ia adalah perempuan zina, dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah berzina (HR Ahmad, Tabarani, Baihaqi, dan Al-Hakim)
4. Suci dari Penampakkan Aurat
Islam mengajarkan ummatnya untuk menjaga kesucian; satu ajaran yang tak didapati dalam ajaran-ajaran lain. Bagi pria dan wanita yang beriman, memakai pakaian yang menutup aurat jauh lebih penting daripada memakai pakaian-pakaian mahal. Secara jelas, Islam telah menetapkan batas-batas aurat pria dan wanita dan mewajibkan aurat ini tidak diperlihatkan kepada mereka yang bukan muhrim.
Sebagai kesimpulan, dapatlah difahami bahwa sifat haya' menjadikan seseorang terlindung dari pencemaran kesucian dirinya. Sifat haya' adalah produk dari didikan akhlak Islami yang menjadikan seorang yang beriman bisa menghapuskan segala kecenderungan jahat yang ada dalam dirinya. Semua tindakan yang diambil Islam adalah ditujukan kepada perbaikan masyarakat sehingga kelemahan-kelemahan individu tidak meluas menjadi penyakit masyarakat. Semuanya ini bertujuan untuk menciptakan satu suasana yang menghalangi perkembangan maksiat serta gangguan-gangguan yang disebabkan oleh syahwat.
Billahit Taufik Walhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... HERYADI@chemvx.tamu.edu
*************************
Created at 1:10 PM
*************************
|
|
welcome
hello
MENU
HOME
Cinta Ku
Cinta - Al- Qur'an & Hadist
Cinta - Artikel
Cinta - Berita
Cinta - Busana & Perkawinan
Cinta - Cerita
Cinta - Doa
Cinta - Kecantikan
Cinta - Kesehatan
Cinta - Liputan Khusus
Cinta - Masakan & Minuman
Cinta - Musik
Cinta - Muslimah
Cinta - Puisi
Cinta - Rukun Iman & Islam
Linkzz
Archieve
January 2005[x] February 2005[x] September 2005[x]
|
|