<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/7024205?origin\x3dhttp://cintaku-msl.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

MUSLIMAH ( 2 ) | Tuesday, September 27, 2005


MUSLIMAH ( 2 )

BAGIAN II )

6. Islam memerintahkan supaya kita memuliakan wanita, baik sebagai ibu,
isteri, atau anak perempuan. Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang
mempunyai anak puteri, lalu ia mengajarinya dengan baik dan mendidiknya
dengan baik, maka anak itu kelak akan menjadi tabir yang melindunginya
dari neraka." (Bukhari)


Sebelum dewasa, wanita ditetapkan harus berada dalam pemeliharaan
walinya, dan kekuasaan wali terhadap puteri itu berupa kekuasaan memelihara
dan mendidik, serta memperhatikan segala keperluannya dan mengembangkan har-
ta hak miliknya; jadi bukanlah kekuasaan memiliki dan bertindak sewenang-we-
nangnya. Kemudian setelah anak puteri itu dewasa, maka Islam menetapkan bahwa
ia mempunyai hak yang penuh dan memiliki kecakapan yang sempurna untuk memper-
gunakan hartanya, sama seperti lelaki.


Seorang suami tidak boleh menyusahkan dan berbuat sesuatu yang tidak
baik dalam pergaulannya dengan isteri, dengan maksud supaya isterinya itu hen-
dak menebus dirinya dengan mengembalikan semua atau sebagian dari harta yang
telah diberikan kepadanya, selama isteri itu tidak berbuat jahat. Allah SWT
berfirman : "Jangan kamu berlaku kasar terhadap mereka itu lantaran kamu hen-
dak pergi dengan membawa sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepada me-
reka, kecuali apabila mereka berbuat kejahatan yang terang-terangan." (QS. An-
Nisa' : 19)


Wanita itu dimuliakan seperti dalam ayat ini : "Sebagian dari tanda-
tanda kekuasaan Allah bahwa Dia menciptakan untuk kamu kaum pria, isteri-isteri
kamu yang sejenis dengan kamu, agar kamu merasa tenang di sampingnya dan Dia
menciptakan kasih sayang di antara kamu." (QS. Ar-Rum :21) Dan Rasulullah SAW
juga bersabda : "Kesenangan dunia yang paling baik ialah isteri yang saleh,
kalau engkau menoleh kepadanya, maka dia membuat engkau merasa gembira dan
kalau engkau bepergian, maka ia menjaga nama baikmu." (Muslim dan Ibn Majah)


Wanita sebagai ibu adalah juga mulia di dalam Islam sebagaimana firman
Allah SWT : "Dan Kami memerintahkan kepada manusia supaya ia berbuat baik ke-
pada kedua ibu-bapanya, ibunya mengandungkan dia dengan susah payah dan mela-
hirkannya dengan susah payah." (QS. Al Ahqaf : 15) Ada sebuah hadits yang me-
ngisahkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW
dan bertanya : "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk saya
berbuat baik kepadanya ?"
Rasulullah SAW menjawab : 'Ibumu'
Orang itu bertanya lagi : 'Kemudian siapa lagi ?'
Rasulullah SAW menjawab : 'Ibumu'
Orang itu bertanya lagi : 'Kemudian siapa lagi ?'
Rasulullah SAW menjawab : 'Ibumu'
Lalu orang itu bertanya lagi : 'Kemudian siapa lagi ?'
Rasulullah SAW menjawab : 'Kemudian ayahmu."
(Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain diterangkan, "Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah
SAW lalu berkata :'Ya Rasulullah, saya ingin turut jihad berjuang menegakkan
agama Allah.' Rasulullah SAW bertanya kepadanya,'Adakah ibumu masih hidup ?'
Orang itu menjawab, 'Ya' Lalu Rasulullah SAW bersabda : 'Tetaplah engkau ber-
ada di dekat kaki ibumu itu, maka di sanalah syurga itu berada." (At-Thabarany)


Jelaslah bahwa wanita yang menjadi ibu dalam Islam, amat tinggi nilai-
nya dan derajatnya. Anak-anak dituntut untuk menghormatinya dan tidak boleh
mengabaikannya walaupun dengan sebab dan tujuan yang lebih besar seperti ber-
jihad, yang diutarakan seperti dalam hadits di atas. Untuk merealisasikan mak-
sud hadits di atas bahwa syurga di dekat kaki ibu itu, tentu saja memerlukan
ibuyang beriman, bertaqwa serta berilmu pengetahuan dan bijaksana lagi saleh.



7. Allah SWT menciptakan wanita itu berbeda dari kejadian lelaki seperti bentuk
tubuh, kemampuan dan kekurangan masing-masing. Wanita mempunyai batas sebagai
seorang wanita dan begitu juga lelaki. Tetapi mereka bertanggung jawab mengem-
bangkan zuriat dan pembesaran anak-anak, menurut perbedaan kejadian masing-ma-
sing. Wanita tidak boleh iri hati dan mengatakan bahwa Allah telah melebihkan
kaum lelaki. Allah SWT telah berfirman : "Dan janganlah kamu iri hati terhadap
apa yang dikurniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak daripada sebagian
yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usaha-
kan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagaian dari kurnia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Menge-
tahui segala sesuatu." (QS. An Nisa' : 32)


Wanita juga tidak boleh meminta atau meniru apa yang telah Allah SWT
berikan kepada lelaki. Rasulullah SAW bersabda : "Bukanlah dari golongan kami
orang-orang yang menyerupai laki-laki dari golongan wanita, dan laki-laki yang
menyerupai wanita." (Al Hadith)


8. Allah telah menciptakan lelaki untuk bekerja keras dan berjerihpayah mencari
nafkah hidup. Ketetapan ini sejak Adam a.s. sampai ke anak cucunya. Allah SWT
berfirman : "Maka kami berkata : "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah
musuh bagimu dan isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan
kamu berdua dari syurga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka." (Thaha : 117)


Dalam ayat ini Allah telah berfirman kepada Adam saja. Apabila Adam
diturunkan ke bumi, dia terpaksa melakukan segala-galanya untuk mendapat makan-
an, minuman dan pakaian dan lain-lain yang jauh bedanya dari penghidupannya di
syurga.


Allah SWT juga telah menciptakan Hawa untuk memberikan ketentraman pada
kaum Adam dalam suasana rumah tangga. Wanita adalah sebagai rumah tempat lelaki
mengistirahatkan dirinya dengan menerbitkan kasih sayang dan belas kasih serta
rahmah antara keduanya. Wanita dicipta oleh Allah untuk melahirkan anak sejak
Hawa lagi. Allah SWT berfirman : "Dan di antara kekuasaan-Nya ialah Dia mencip-
takan untukmu isteri-isterimu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berfikir." (QS. Ar Rum : 21) Firman-Nya yang lain : "Allah menjadikan bagi
kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari ister-
isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-
baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari ni'mat
Allah ? " (QS. An Nahl : 72)



PERANAN WANITA ISLAM DALAM AL QUR'AN DAN SUNNAH
-----------------------------------------------


Kedudukan wanita dalam masyarakat mempengaruhi corak masyarakat. Pene-
tapan yang telah ditetapkan Allah SWT mengenai hak dan kewajiban masing-masing
baik lelaki maupun perempuan adalah untuk menjamin supaya tiada golongan dalam
masyarakat itu dizalimi atau ditindas.


Setelah kita jelas bahwa ciptaan wanita tidak sama dengan lelaki, ke-
mampuannya juga berbeda dengan lelaki, maka wajar sekali bila kewajiban yang
diberikan Allah SWT berbeda sesuai menurut kejadiannya itu. Walaupun begitu,
mereka tidaklah dipisahkan sama sekali karena peranan wanita dan lelaki dalam
Islam adalah saling membantu antara satu sama lain. Allah SWT berfirman : "Dan
orang-orang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi pe-
nolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, men-
cegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka
taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; se-
sungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At Taubah : 71)


Allah SWT menerangkan bahwa mukminin dan mukminat sama-sama tolong-me-
nolong, bantu-membantu dan mengerjakan amar ma'ruf nahi mungkar sebagaimana
firman-Nya : "...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan ber-
takwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya." (QS. Al
Maidah : 2)


Wanita juga dituntut berjuang di jalan Allah untuk menegakkan hakimiah
lillah bersama dengan lelaki dan bergerak dengan jemaah. Walaupun begitu, jema-
ah tidak menuntut lebih dari apa yang telah digariskan Al Qur'an karena mereka
punya tugas-tugas khusus yang sesuai dengan kejadian dan kemampuan mereka. Tu-
gas-tugas khusus ini adalah sebagian dari tugas penegakkan hakimiah Allah.

******

*************************
Created at 8:48 AM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Linkzz

Archieve

January 2005[x] February 2005[x] September 2005[x]