WANITA ISLAM MITHALIYYAH ( 1 ) | Tuesday, September 27, 2005
WANITA ISLAM MITHALIYYAH ( 1 )
BY : Ustadz Abdul Ghani Shamsuddin
Rasulullah SAW bersabda : "Empat perkara dari kebahagiaan (yang memba- hagiakan) adalah : wanita (isteri) yang saleh, tempat tinggal yang lapang, te- tangga yang saleh dan kendaraan yang baik. Sedang empat perkara dari nasib malang adalah : tetangga yang jahat, wanita (isteri) yang buruk (perangainya), kendaraan (yang sering) rusak dan tempat penginapan yang sempit." Dan dalam sabda beliau yang lain :"Dunia semuanya adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita (isteri) yang saleh."
Bagi seorang pemuda Islam, wanita Islam mithaliyyah adalah merupakan impiannya. Ia bercita-cita untuk mendapatkan seorang suri rumahtangga -yang kalau bisa - mempunyai empat ciri, yaitu cantik rupawan, hartawan, bangsawan dan berpegang teguh dengan ajaran agama. Tetapi angan-angan ini jarang dapat terlaksana, sebab wanita yang memenuhi empat ciri ini terlalu sukar untuk di- temui. Seorang pemuda akan menyia-nyiakan umurnya sampai tua untuk mencari Kibrit Al Ahmar seperti ini. Tidak ada pilihan melainkan terpaksa tunduk pada realita. Rasulullah SAW menganjurkan agar dalam memilih jodoh, dipilih wanita yang Zatu Addin yang berpegang teguh kepada agama. Inilah yang bisa membawa berkah kepada seseorang lelaki.
Rasulullah SAW bersabda : "Dunia ini semuanya perhiasan. Sebaik-baik perhiasan dunia ini adalah wanita (isteri) yang saleh." Beliau menerangkan lagi dalam sabdanya : "Wanita dinikahi karena empat perkara : karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah yang (kuat) beragama niscaya kamu beruntung."
Arahan Rasulullah SAW ini menunjukkan bahwa mithaliyyah yang dimaksud- kan ialah wujudnya sifat-sifat yang terpuji dan mulia dari sudut pandangan Islam dalam diri wanita yang bersangkutan. Ciri-ciri keunggulan itu dinilai dan diukur dengan kriteria Islam atau Islamic World View yang selaras dengan nas-nas syara'.
Memang kesempurnaan pribadi Insan Kamil seperti Rasulullah SAW itu suatu yang sukar atau mustahil dicapai. Akan tetapi tingkat yang paling hampir mendekati kesempurnaan mungkin bisa menjadi target bagi insan.
CIRI-CIRI MITHALIYYAH ---------------------
Dalam Surah Al Ahzab 35, Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya lelaki dan perempuan yang Muslim, lelaki dan perempuan yang mu'min, lelaki dan perem- puan yang tetap dalam ketaatannya, lelaki dan perempuan yang benar, lelaki dan perempuan yang sabar, lelaki dan perempuan yang khusu', lelaki dan perempuan yang bersedekah, lelaki dan perempuan yang berpuasa, lelaki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, lelaki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."
Dalam Surah At-Taubah 71, Allah SWT menerangkan :"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmatullah Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Dengan meneliti ayat-ayat tersebut di atas dan hadits serta tulisan para ulama' kita bisa merumuskan ciri-ciri mithaliyyah itu sebagai berikut :
1. KeIslaman yang Kental dan Murni ----------------------------------
Penerimaan Islam sebagai tatacara hidup yang dibuktikan pula dengan komitmen lahiriah terhadap rukun dan ajaran Islam adalah ciri yang pertama. Manakala menolak dan mendustakan cara hidup atau "addin Al Islami" adalah tanda kerendahan martabat dan kehinaan. Orang-orang kafir, derajat mereka lebih rendah daripada binatang. Sebab itu seorang wanita Islam yang tidak patuh dengan ketentuan Islam seperti terhadap sholat, kewajiban menutup aurat, kewajiban mendirikan masyarakat atau negara Islam dan lain-lain tidak bisa menjadi wanita mithaliyyah. Pimpinan wanita untuk dapat dikaitkan dengan per- kataan "Islam" pada pimpinan atau pertubuhan mereka hendaklah mengamalkan ajaran Islam, mendukung World View Islam. Jika tidak, itu adalah suatu kepalsuan dan sandiwara demi kepentingan sendiri semata-mata.
Wanita Islam Mithaliyyah menjauhkan diri dari syirik walaupun berkaitan dengan amalan tariqat batiniah atau sifat batin.
2. Keimanan yang Jelas dan Teguh --------------------------------
Komitmen lahiriahnya terhadap Islam terpancar dari kepercayaannya yang tidak terbagi-bagi terhadap rukun iman dan konsep hidup Islam. Keyakinan ter- hadap Allah sebagai satu-satunya kuasa tertinggi dan mutlak, sebagai pemberi rezki yang mutlak, sebagai sumber kebaikan dan yang menentukan bencana dan lain-lain, tidak tergugat oleh tayangan kuasa dari orang-orang yang menyalah- gunakan kuasa. Mereka bukan wanita-wanita yang munafik. Iman yang hakiki mem- bentuk keseluruhan sikap dan budi pekerti wanita Islam Mithaliyyah. Kekuatan jiwa, keikhlasan hati dan kehalusan budi menjadikan mereka lebih kukuh dan pejal dari batu dan besi. Rasulullah SAW bersabda : "Apabila Allah selesai menciptakan bumi maka ia begitu rapuh, bergegar dan runtuh lalu Allah pancang- kan dengan gunung-gunung hingga ia menjadi tegak. Malaikat merasa kagum dengan kehebatan gunung-gunung tersebut lalu bertanya."Hai Tuhan kami, adakah makhluk lain yang Engkau ciptakan lebih hebat dari gunung ?" Allah menjawab,"Iya, yaitu besi." Mereka bertanya lagi adakah makhluk lain yang Engkau cipta lebih hebat dari besi. Allah menjawab iya, yaitu api. Mereka bertanya lagi adakah makhluk lain yang Engkau cipta yang lebih hebat dari api. Allah menjawab iya, yaitu angin. Mereka bertanya lain adakah makhluk lain yang Engkau cipta lebih hebat dari angin. Allah menjawab, "Iya, yaitu anak Adam yang apabila ia mengeluarkan sedekah dengan tangan kanan ia sembunyikan dari tangan kirinya."
3. Konsisten dalam Ketaatannya -------------------------------
Ketetapan diri dalam mematuhi ajaran Islam, tanda kemantapan iman dan Islam dalam diri. Ia tidak mudah membuka auratnya karena suatu desakan yang tidak halal dan tidak benar. Wanita Islam Mithaliyyah teguh pendirian dalam menghadapi keadaan hidup yang serba menggiurkan dan menggoda. Wanita yang sudah cair oleh tarikan pengaruh luar yang negatif terikut-ikut dengan arus pakaian asing yang bercanggah dengan Islam, tidak dapat dianggap Mithaliyyah. Wanita Islam Mithaliyyah menaati suaminya atau ayah bundanya jika ia belum bersuami. Dalam kontak harakah ia mendisiplinkan diri dengan disiplin harakah. Tertib dalam kerja-kerja haraki. Konsisten dalam menyukseskan program Gerakan Islam yang diikutinya.
4. Jujur dan Benar ------------------
Jujur perlu untuk mendapat kepercayaan Tuhan dan para hamba-Nya. Sang- gup mengakui kesalahan diri dan menginsyafi hakikat. Tidak menzhalimi kawan atau lawan dalam membuat tanggapan dan sebagainya. Semuanya ini adalah penting untuk seorang wanita Islam Mithaliyyah. Kejujurannya bersandarkan kepada kebenaran atau neraca pertimbangan syara'.
Rasulullah SAW bersabda : "Tidak beriman orang yang tidak amanah." Juga : "Kejujuran membawa kebaikan dan kebaikan membawa ke syurga. Manakala dusta membawa kepada kebejatan dan kebejatan membawa ke neraka."
5. Memiliki Kesabaran yang Tinggi ---------------------------------
Oleh karena antara kewajiban orang yang beriman, lelaki dan perempuan ialah menyuruh yang ma'ruf mencegah yang mungkar, sudah tentulah kewajiban itu berhadapan dengan rintangan dan ejekan. Sebab itu di samping wanita Islam Mithaliyyah wajib menjalankan amar ma'ruf nahi'anil mungkar, mereka mestilah pula memiliki ketabahan hati yang tinggi. Wanita Islam akan diejek, diragukan dan difitnah dalam pergerakannya. Malah isteri Nabi pun tidak terlepas dari tuduhan-tuduhan liar yang ingin menghancurkan nama baik. Menutup aurat umpama- nya dianggap ciri kekunoan dan syarat untuk dipersulit kemasukannya dalam institusi pelajaran.
Wanita Islam Mithaliyyah tidak terguncang membuang tudung lingkupnya karena hendak cepat mendapat jodoh. Allah SWT Maha Pengasih tidak akan menyia- nyiakan nasib orang yang baik. Hanya masyarakat yang zhalim saja yang memaksa wanita-wanita mereka bertindak bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasul.
6. Khusyu' dan Wara' -------------------
Tanda hati telah diserapi oleh iman ialah ia menjadi tenang dan bening. Ia merendah diri dan stabil. Hatinya khusyu' terpaut kepada alam tinggi, senan- tiasa mesra dan menengadah kepada Ilahi ketika ramai dan seorang diri. Senanti- asa ingat akan pandangan Allah tertumpu pada dirinya. Ia peka dengan peristiwa sekitar dirinya yang dianggapnya punya pertanda tertentu tentang derajat ke- kentalan hubungannya dengan Allah. Wanita Islam Mithaliyyah mestilah seorang yang wara' menjauhi tempat atau suasana yang bisa membawa fitnah dan omongan orang yang tidak baik tentang marwah diri dan sebagainya.
Kalau wanita Islam justru menari-nari dan berfoya-foya di khalayak ramai, jari-jemarinya menjadi sentuhan ramai tangan lelaki atau tubuhnya menja- di hidangan para peminat, tentulah sulit sekali mendapat julukan Mithaliyyah. Wanita Islam Mithaliyyah amat menghindarkan diri dari perkara haram. Jika sua- minya keluar mencari nafkah, hati dan lidahnya mengingatkannya tentang mereka adalah tanggungan dan amanah Allah. Mereka harus dibiayai dari rezki yang ha- lal. Jika tidak para isteri dan anak-anak akan hidup dan membesar dari rezki yang haram. Daging yang tumbuh dari rezki yang haram ke nerakalah tempatnya. Kewara'annya mencegah suami dari melakukan yang haram walaupun bakal mengha- dapi keadaan hidup yang agak sulit.
7. Sedia Berkorban dan Bersedekah ---------------------------------
Binti Ubaid bin Tha'labah atau 'Affra' seorang ibu dari Bani Malik bin Hajjar mengorbankan tiga orang anaknya dalam perjuangan bersama-sama Rasulullah SAW yaitu : Auf, Mu'aas dan Mu'awwis. Yang pertama dan kedua telah bersama-sama membunuh Abu Jahal. Asma' binti Abu Bakr mengatakan : "Bagiku tidak ada masalah untuk mengotorkan kaki dengan debu-debu sewaktu-waktu demi perjuangan Fisabilillah." Dalam menasihati Abdullah Ibnu Zubair anaknya, Asma' berkata : "Hai anakku, hiduplah dalam keadaan mulia, atau mati dalam keadaan mulia. Jangan rela menjadi tawanan orang."
Wanita Islam yang baik harus sanggup berkorban karena harakah dan bukan mengorbankan harakah karena kepentingan diri sendiri.
8. Menguasai Nafsu dan Sering Berpuasa ---------------------------------------
Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa celakalah hamba isteri, hamba pound (dinar), hamba dollar (dirham) dan hamba baju. Ingatan ini memberikan suatu isyarat bahwa wanita mungkin menjadi sebab kepada terjerumusnya suami melakukan yang haram. Emosi yang meluap-luap sehingga memuja isteri dan menurut telunjuknya yang bertentangan dengan Islam dan lain-lain adalah suatu perbuatan yang tercela.
Wanita Islam Mithaliyyah sering mengamalkan puasa yang sunat apalagi yang wajib. Selalu mengikuti program latihan rohaniah dan ilmiah untuk menji- nakkan nafsu dan menguatkan daya penguasaan akal waras. Ia senantiasa mengi- ngat-ingat ayat-ayat Al Qur'an yang mengandung ancaman seperti : "(Allah berfirman kepada Malaikat) Tangkap dan belenggulah tangannya ke lehernya. Ke- mudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belit- kan dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia da- hulu tidak beriman kepada Allah yang Maha Besar. Dan juga tidak mendorong orang lain memberi makan pada orang miskin. Tiada teman seorang pun baginya hari ini di sini. Makanan sedikit pun tiada baginya kecuali dari darah dan nanah, yang hanya akan dimakan oleh orang-orang yang berdosa."
Firman Allah : "(Makanan Syurga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon saqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon saqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya dia dalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala syeitan- syeitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu maka mereka memenuhi perutnya dengan buah saqqum itu. Kemudian sesudah makan buah itu mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka jahiim.
9. Menjaga Kehormatan Diri dan Marwah -------------------------------------
Wanita Islam Mithaliyyah bukan pendukung Women's Lib. atau partipasi wanita yang tidak tunduk kepada garis-garis syara'. Wanita Islam Mithaliyyah tentu bukan Miss World atau Ratu Cantik Nasional atau sebarang ratu yang memperagakan keindahan tubuhnya. Wanita Islam yang sebenarnya ialah yang mengadakan isi Bai'ah Annisa : perjanjian wanita dengan Rasulullah.
Allah SWT berfirman : "Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan- perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan ber- zina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakan dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonlah ampunan Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Pergaulan bebas tanpa mengenal batas bertentangan dengan ciri-ciri Mithaliyyah. Kebekuan tanpa usaha menggerakkan masyarakat ke arah kebaikan bertentangan dengan ciri-ciri Mithaliyyah. Pakaian yang tidak menutup aurat, perlakuan takassur (yaitu kata-kata manja dan lain-lain yang mengobarkan darah muda dan syahwat melalui cara berkata atau cara berjalan dan bergaul) dan taghannu, kebiasaan biking dan membonceng kendaraan siapa saja tanpa sebab atau terdesak, semuanya bertentangan dengan ciri-ciri wanita Islam yang baik.
Menjadi sumber perangsang berkobarnya libido sexuality orang banyak dengan fashion atau perlakuan yang menyolok mata membawa fitnah dan maksiat tidak dapat dianggap wanita Islam yang baik walaupun ia seorang bintang dalam Merak Kayangan, pemimpin, tokoh atau yang dikatakan sebagai orang dakwah.
10. Selalu Banyak Mengingati Allah ----------------------------------
Azzakirat, ialah wanita yang selalu berzikir mengingat dan menyebut nama Allah. Lisannya tidak banyak menceritakan keburukan orang. Ia bukan tukang umpat, tukang bual dan tukang cacat. Lidahnya lebih banyak menyebut yang positif dan membangun. Tapi tidak pula membisu dalam menentang kemung- karan dan kezhaliman. Lidahnya tajam memerangi kebatilan justru ingatannya yang kuat kepada suruhan Allah itu sendiri.
Begitu juga hendaklah ada unsur-unsur keseimbangan dalam hal tersebut. Wirid tasbih dan zikir yang ma'thur menjadi basahan lidahnya, setiap hari dan setiap malam.
Zikirullah meneguhkan 'padhail annafsiyah' dalam diri untuk menentang kecenderungan ke arah kejahatan seperti hasad dengki, bakhil, ujub, riya', dusta, mengumpat, membawa sulut, menghina dan mengejek, perbuatan sia-sia dan marah-marah tanpa alasan.
11. Berilmu dan Bijaksana -------------------------
Tanpa ilmu banyak mengurangkan nilai kebaikan seseorang. Orang-orang yang tidak berilmu senantiasa besar kemungkinan untuk mereka terjatuh dan salah. Sebab itu wanita Mithaliyyah mestilah selalu mengikuti tamrin, usrah, program-program tarbiyah dan muzakarah sehingga memiliki kebijaksanaan dalam menggerakkan usaha pergerakan ke arah menunjangi Al Ma'ruf memberantas yang Mungkar.
Maryam Jameelah menerangkan : "Wanita yang buta huruf dan lesu tidak mungkin menghadapi pengaruh-pengaruh anti-Islam yang mengancam anak-anaknya siang dan malam. Hanya ibu yang bijak, berpelajaran dan bersemangat saja yang bisa menghadapi tugas-tugas ini." [Maryam Jameelah "Islam in Theory and Prac- tice"]
Menuntut ilmu adalah kewajiban tiap muslim lelaki dan perempuan. Ra- sulullah SAW menerangkan hal ini. Wanita Islam di zaman beliau pernah mengadu kepada beliau, "Nampaknya orang lelaki telah menghabiskan waktu engkau (wahai Rasulullah) sehingga kami tidak ada bagian. Berikanlah kepada kami suatu masa khusus untuk kami." Maka Rasulullah SAW pun menetapkan hari khusus untuk me- reka berjumpa dengan beliau dan belajar.
Wanita Islam Mithaliyyah bijaksana dalam bergaul, melayani suami, membela anak, membagi-bagi waktu antara tugas terhadap keluarga dan masyarakat.
12. Berani Menghadapi Resiko Perjuangan ---------------------------------------
Ketika Abdullah bin Zubair mengadu kepada ibunya Asma' binti Abu Bakr, beliau berkata, "Ibuku, nampaknya ramai orang yang berpaling dan tidak setia mendukung aku. Yang tinggal hanya beberapa orang saja. Paling mampu sabar ber- tahan untuk beberapa waktu saja. Kalau lawanku menawarkan berapa dan apa saja yang aku mau dari kenikmatan dunia, apa pendapat ibu ? "
Asma' pun menjawab, "Engkau, wahai anakku lebih arif tentang dirimu sendiri. Jika engkau yakin bahwa engkau benar menyeru kepada kebenaran, terus- kanlah perjuanganmu. Sekiranya engkau hendakkan dunia maka buruk sekalilah engkau ini. Engkau membinasakan dirimu dan nyawa rekan-rekanmu yang telah per- gi. Jika engkau beralasan dan mengatakan : 'Sebenarnya dulu aku di pihak yang benar, kemudian rekan-rekanku hilang semangat, maka aku pun lemah juga,' maka ini bukanlah sifat orang yang merdeka dan beragama. Berapa lama benarlah engkau akan hidup ? Mati lebih baik."
Di antara fenomena berani ialah :
1. Dapat mengekalkan kestabilan diri dan normal. Tidak nervous dan kalut dalam bertukar pikiran, debat, menerangkan pendapat sendiri untuk mempertahankan pegangannya.
2. Dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Bersedia untuk membetulkan ke- salahan orang dalam amalan dan aqidah.
3. Terus terang menyatakan yang hak. Tidak hirau terhadap ancaman dan dugaan dalam menegakkan kebenaran.
Seorang wanita Islam telah membetulkan kekhilafan Khalifah Rasulullah yang kedua yaitu Sayyidina Umar r.a. tentang maskawin. Sayyidina Umar tidak segan-segan mengakui kebenaran pendapat wanita itu dan menerimanya.
Islam membentuk syakhsiah wanita Islam menjadi insan merdeka dan berwibawa, sedangkan sistem hidup jahiliyah membentuk insan terbelenggu dan kecut dengan akta-akta baru.
******
*************************
Created at 7:21 AM
*************************
|
|
welcome
hello
MENU
HOME
Cinta Ku
Cinta - Al- Qur'an & Hadist
Cinta - Artikel
Cinta - Berita
Cinta - Busana & Perkawinan
Cinta - Cerita
Cinta - Doa
Cinta - Kecantikan
Cinta - Kesehatan
Cinta - Liputan Khusus
Cinta - Masakan & Minuman
Cinta - Musik
Cinta - Muslimah
Cinta - Puisi
Cinta - Rukun Iman & Islam
Linkzz
Archieve
January 2005[x] February 2005[x] September 2005[x]
|
|