<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/7024205?origin\x3dhttp://cintaku-msl.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

WANITA ISLAM MITHALIYYAH ( 2 ) | Tuesday, September 27, 2005


WANITA ISLAM MITHALIYYAH ( 2 )

OLEH : Ustadz Abdul Ghani Shamsuddin
(di seminar serikandi Islam)
=====================================

13. Selalu Beribadat ('abidat) dan Sedia Berhijrah karena Prinsip
-----------------------------------------------------------------

Wanita Islam Mithaliyyah senantiasa mengutamakan prinsip dari yang
lain-lain. Mereka rela berhijrah meninggalkan sanak saudara demi mempertahan-
kan prinsip Islam. Sejarah mencatatkan bahwa Fatimah binti Safwan Ibnu Umiyah
isteri Omar bin Said Ibnu Al'As, Aminah binti Khaif isteri Khalid bin Said,
Ramlah Ummu Habib binti Abi Sufyan isteri Abdullah bin Jahay, Barakah binti
Yasar isteri Qais bin Abdullah, Ummu Harmalah isteri Qais, Ramlah binti Abi
Auf isteri Al Muttalib bin Azhar, Raithah isteri Harith Ibnu Khalid, Hind
binti Abi Ummayah Ibnu Al Mughairah isteri Abi Muslimah bin Abdul Asad, Fati-
mah binti Al Khattab dan banyak lagi yang lain yang telah berhijrah ke Haba-
syah demi agama mereka. Asma' binti Qais telah dua kali berhijrah ke Haba-
syah dan ke Madinah.

Wanita yang berkepribadian ialah yang teguh dan kuat berpegang kepada
prinsip hidupnya. Allah SWT berfirman dalam Surah At-Tahrim ayat 5 : "Boleh
jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih
baik daripada kamu; yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang
mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan."

Wanita Islam Mithaliyyah kuat beribadat sebab ibadah itu menolong se-
seorang menguatkan iradah dan keimanannya. Iradah yang kuat diperkuat dengan
memaksa diri agar terlibat dengan kerja-kerja yang berat dan besar. Kerja-
kerja ini hendaklah terus-menerus dilakukan dan tidak diabaikan walaupun se-
hari. Ini bisa dilakukan melalui ibadah nawafil atau membaca sejarah para
pejuang besar Islam di zaman silam. Allah menerangkan :"Bila kamu berazzam
(melakukan sesuatu) maka bertawakkallah kepada Allah.

14. Sebagai Ibu Melahirkan Pahlawan Cekatan dan Sabar Menangggung Penderitaan
-----------------------------------------------------------------------------

Wanita Islam Mithaliyyah ialah yang dapat membedakan pendidikan ter-
hadap anak lelaki dan anak perempuan. Semangat kepahlawanan, keberanian dan
pengorbanan ditanamkan sejak kecil pada anak lelakinya. Sedangkan sifat ke-
wanitaan yang sempurna dipupuk pada anak perempuan.

Maryam Jameelah menulis dalam bukunya yang berjudul "Islam in Theory
and Practice" : "Tugas utama seorang ibu Muslim adalah berusaha sekuat daya
membujuk anak-anaknya supaya menaati ajaran-ajaran al Qur'an dan Sunnah Ra-
sulullah SAW. Banyak terdapat wanita-wanita Muslim di negara-negara bukan
Arab yang bersungguh-sungguh membaca Al Qur'an dalam bahasa Arab setiap pagi
tanpa sedikitpun memahami maknanya. Kebanyakan gadis-gadis yang cenderung ke
arah Islam terutama sekali mereka-mereka yang mendapat pelajaran modern yang
membaca Al Qur'an, Al-Hadith dan lain-lain tulisan mengenai Islam seolah-olah
ini semua sebagai satu falsafah yang abstrak dan mulia. Tidak sesaatpun ter-
gerak dalam hati mereka agar meninggalkan dari menonton film-film kotor di
bioskop-bioskop, mendengar lagu-lagu lucu di corong radio dan menyanyikan
pula atau menghadiri majlis-majlis sosial yang bercampur lelaki dan wanita
dengan memakai pakaian yang ketat dan tidak sopan. Ibu-ibu Muslim hendaklah
memberitahu anak-anak gadis dan anak-anak tarunanya oleh karena kawan-kawan
yang sebaya dengan mereka di sekolah atau maktab melakukan perkara ini, per-
kara-perkara ini tidaklah semestinya menjadi benar. Wanita-wanita Muslim
seharusnya membaca Al Qur'an dan Al-Hadith supaya arahan-arahannya diamalkan
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Terdapat banyak ibu-ibu Muslim yang me-
nyimpan Al Qur'an yang dibungkus dalam kain sutera yang cantik diletakkan
di atas lemari untuk mengumpulkan debu. Beratus-ratus malah beribu-ribu buah
Al Qur'an yang dibiarkan itu menjerit secara senyap :"Wahai, ambillah kami!
Bacalah kami ! PATUHILAH kami! "

Ibu-ibu telah biasa membaca majalah-majalah wanita sehingga mereka
terpaksa menerima penentangan anak-anak muda mereka terhadap nilai-nilai
moral dan nilai-nilai Islam yang kukuh, kejahilan mereka, kelakuan buruk,
lekas tertarik kepada perkara-perkara remeh dan dangkal, penentangan mereka
terhadap apa saja yang dianggap "tradisional", dan ketidaksabaran mereka ke-
pada "perubahan" yang mendadak - yakni, atheism dan materialism- sebagai
fakta biologi bagi anak-anak muda zaman modern dan tidak ada apapun yang
dapat dilakukan tentang perkara ini kecuali menyerah diri kepada trend yang
ada. Ini adalah tidak benar. Ini bukanlah suatu perkara yang boleh diabaikan,
sebenarnya tenaga yang diperlukan untuk menentang propaganda yang sedang
berjalan ini amatlah sedikit tidak seperti yang dikira. Belia-belia kita se-
cara tabi'i bertindak hasil dari apa yang diajar oleh ibu-bapak mereka, se-
kolah-sekolah dan maktab-maktab dan dari apa yang mereka baca, lihat dan
dengar melalui media massa. Jika kesemuanya ini mengajar cara-cara Islam dan
tidak cara-cara Barat, pemuda-pemudi ini akan mempunyai perasaan, cara ber-
pikir dan kelakuan yang berlainan sama sekali. Untuk mewujudkan perubahan yang
amat perlu ini maka wanita dapat memainkan peranan penting karena ia dapat
memberi pengaruh yang hakiki ke atas anak-anaknya yang sedang tumbuh.

Ajaran Islam mengenai Purdah menghendaki wanita tinggal bersendirian
dan secara hurwat dan menggunakan sebagian besar dari masanya di rumah, ia
hanya keluar apabila keadaan memerlukan atau barangkali karena menziarahi
kaum keluarga dan sahabat handai tolan wanitanya. Pengaruh yang paling baik
yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak-anaknya yang sedang tumbuh
berkembang ialah dengan menjadi contoh yang baik bagi mereka. Ibu yang rajin
mengurus kerja-kerja rumah, menjaga, mengawasi dan mendisiplinkan anak-anaknya
dan membuat kerja-kerja lain, menyediakan suatu suasana keIslaman yang sehat
kepada anak-anak kecil yang dapat menolong mengikis pengaruh-pengaruh yang
tidak diingini yang begitu banyak yang akan dihadapi apabila ia besar nanti.
Ibu-ibu hendaklah memberi didikan Islam kepada anak-anak mereka sejak ia masih
kecil. Al-Hadith menerangkan kepada kita tentang anak-anak para Sahabat yang
membaca Al Qur'an sebelum mereka lepas dari menyusu ibunya ! Sebaiknya saja
ketika bayi itu bisa berbicara ia mesti diajar Kalimah Syahadah dan lain-lain
kalimah seperti Bismillah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, InsyaAllah, MasyaAllah,
sholat dan lain-lain, dan apabila dia telah bisa berdiri dan berjalan, dia
harus digalakkan mengikuti ibunya (seperti anak-anak kecil gemar melakukannya)
apabila ia menunaikan sholat. Apabila anak itu meningkat umur tujuh tahun, ibu-
ibu hendaklah menyuruh anak-anaknya mengerjakan sholat tiap waktu dan memukul
mereka jika mereka tidak berbuat demikian apabila mereka berumur sepuluh tahun.
Dengan ini, anak-anak telah membiasakan diri mereka mengerjakan kewajiban-kewa-
jiban mereka terhadap Allah SWT dan tugas-tugas mereka terhadap sesama makhluk
sebelum mereka baligh. Kepatuhan terhadap kewajiban-kewajiban ini hendaklah
diikuti dengan penerangan yang mudah dan jelas sesuai dengan peringkat umur dan
kemampuan anak-anak. Ibu hendaklah menghiburkan anak-anaknya dengan cerita-ce-
rita kegagahan pejuang-pejuang Islam pada masa dahulu dan kini dan coba memberi
perangsang kepada mereka supaya mempunyai cita-cita meneladani mereka. Apabila
anak-anak itu telah bisa membaca, ibu-ibu hendaklah menyediakan di rumahnya ke-
mudahan buku-buku dan risalah-risalah Islam yang menarik dan menggalakkan anak-
anaknya membaca sendiri. Anak-anak yang besar dan belia bukan saja mesti dibe-
ritahu supaya jangan menonton film-film kotor di bioskop-bioskop atau mende-
ngar siaran radio atau televisi yang tidak berfaedah tetapi juga ia hendaklah
menerangkan apakah yang salah mengenai perkara-perkara itu. Jika ibu itu mem-
punyai radio atau televisi, ia sendiri hendaklah mendisiplinkan dirinya untuk
mendengarkan Tilawah, siaran berita, deklamasi-deklamasi sajak yang Syar'ii
dan rancangan pendidikan yang sehat. Tidak ada keadaan yang membolehkan seorang
ibu membenarkan dendangan lagu-lagu pop karena ia merupakan contoh pengaruh
pribadi yang paling tidak baik bagi anak-anaknya. Jika terdapat anak-anaknya
mulai menyanyi lagu-lagu yang mereka dengar atau pelajari dari radio atau tele-
visi tetangga mereka, ia hendaklah menyuruh mereka berhenti dan memberitahu
mereka bahwa hendaklah mereka merasa malu menyanyikan lagu-lagu kotor itu.

Ibu Muslim dalam setiap keadaan sekalipun jangan rela mengantar anak-
anak mereka ke sekolah-sekolah missionari Kriten atau konven-konven di mana
anak-anak mereka dipisahkan sama sekali dari pusaka kebudayaan Islam walaupun
ia mesti menyadari bahwa sekolah-sekolah kebangsaan negara juga tidak memberi
penyelesaian yang lebih baik dari itu. Ibu-ibu mestilah menambah pelajaran ma-
terialistis itu dengan pelajaran bahasa Arab, Al Qur'an dan Al-Hadith dari
guru-guru tersendiri yang datang ke rumah jika ia mampu atau jika ia tidak
mampu ini bisa dipelajari oleh anak-anak itu di mesjid-mesjid dan diberikan
juga lain-lain latihan yang ia sendiri mampu untuk melakukannya. Ia hendaklah
membaca dengan teliti semua buku-buku teks anaknya dan menunjukkan kepada mere-
ka pelajaran-pelajaran tertentu yang diajarkan di sekolah itu adalah tidak be-
tul, palsu dan bermaksud jahat dan ibu-ibu juga hendaklah memberi penerangan
dengan cara yang meyakinkan anak-anaknya.

Ibu Muslim hendaklah menghiasi rumahnya supaya menjadi rumah tangga
yang menarik dalam batas-batas kemampuannya. Banyak rumah-rumah orang-orang
Pakistan yang telah saya perhatikan di Lahore, walaupun rumah-rumah orang-
orang pertengahan, kelihatan seperti tempat buang sampah dan kotor. Banyak
wanita-wanita Pakistan yang saya kenali mempunyai tabiat membiarkan sampah-
sampah di lantai, terutama sekali di halaman dan di dapur. Mereka lebih rela
tinggal dalam keadaan kotor daripada menyapu lantai. Pendidikan Islam hendaklah
mengajarkan kebersihan dan kerapian kepada gadis-gadis. Wanita tidak boleh me-
rasa malu menyapu dan membersihkan rumah mereka sendiri. Mereka tidak boleh
mengharapkan orang-orang gajian yang mengerjakannya selalu. Jika ibu Muslim itu
ialah orang yang berada, ia janganlah menunjuk-nunjukkan atau berbelanja secara
berlebih-lebihan dalam menghiasi rumahnya; bahan-bahan hiasan yang mahal dan
mubazir seperti membeli sofa-sofa ala-Barat, meja hias dan intan permata
hendaklah ia elakkan. Seni khat yang diambil dari Al Qur'an dan Al Hadith yang
digantung di dinding dapat menjadi sebagai hiasan dan lebih dari itu mengi-
ngatkan pula bahwa ini ialah rumah orang Islam. Potret-potret keluarga atau
rekan-rekan jangan dibuat bingkai atau digantung di dinding karena memperli-
hatkan gambar-gambar ini bertentangan dengan ajaran Islam. Pendidikan Islam
hendaklah mengajar gadis-gadis sekurang-kurangnya asas-asas ilmu kesehatan,
pertolongan cemas dan saji makanan tentang bagaimana menyediakan makanan yang
'halal'. Banyak di antara wanita-wanita Islam yang tidak tahu tentang pera-
turan saji makanan yang seimbang dan ada yang tidak tahu memberi makan kepada
anaknya dengan secukupnya walaupun makanan yang sesuai itu mudah didapati dan
mereka mampu membelinya.

Asma' binti Umais adalah contoh seorang ibu yang sabar menanggung tri-
bulasi perjuangan. Ia kehilangan tiga orang suami yang merupakan pahlawan dan
pemimpin Islam yang berani. Ja'afar bin Abi Thalib, Abu Bakar Ash-Shidiq,
dan Ali bin Abi Thalib semasa hidupnya. Beliau terpaksa sendirian membela na-
sib anak-anak yatim yang ditinggal mati bapanya.

15. Melibatkan Diri dalam Harakah/Jema'ah
-----------------------------------------

Tanpa kekuatan jemaah kerja-kerja membina masyarakat dari segi kemanu-
siaan tentu suka. Sebab itu perlu ada harakah, amal jamaii, organisasi. Pengli-
batan diri dalam Harakah Islamiyah bukti wujudnya kesadaran mendalam dalam diri
wanita Islam Mithaliyyah.

Untuk kelangsungan dan kelicinan dalam berharakah mesti ada kesetiaan
dan ketaatan pada Amir, selama Amir itu tetap berpegang teguh kepada aturan-
aturan Al Qur'an dan Al Hadith yang telah diajarkan Allah SWT melalui Rasul-
Nya SAW.

16. Berjihad dan sebagai Pembantu di Barisan Belakang
-----------------------------------------------------

Said Abdullah Seif al Hatimy menerangkan dalam bukunya "Women in Islam"
"Kami melihat wanita Islam mengambil bagian di dalam jihad sewaktu di zaman
Rasulullah SAW dan selepasnya. Tugas utama mereka adalah di dalam bidang-bidang
berikut : "Merawat dan menjahit pakaian untuk para tentara, menyediakan makanan
untuk mereka, memberi mereka air, dan keperluan-keperluan asas yang lain."

Wanita Islam Mithaliyyah tidak rela tinggal diam tanpa jihad menentang
kepalsuan dan kebatilan. Kecewa hatinya jika ia tidak dapat menyertai rombongan
perjuangan. Sebab itu Nusaibah telah mengetuai delegasi para wanita berjumpa
Rasulullah SAW memohon kebenaran beliau untuk mereka mengambil bagian di dalam
jihad sebagaimana yang dilakukan oleh pihak lelaki. Rasulullah SAW bertanya
kepada mereka,"Apa yang kamu (kaum wanita) bisa lakukan, O Nusaibah ? " Maka
Nusaibah pun menjawab, "Kami bisa memperbaiki pakaian, menjaga yang cedera dan
sakit dengan menenangkan mereka, merawati yang sakit dan memberi air kepada
semua."

Wanita Islam Mithaliyyah memiliki persediaan untuk berjihad bertempur
dan mengobarkan semangat jantan dan kepahlawanan kaum lelaki untuk mengejar
jihad. Allama Syed Sulaiman Nadwi menerangkan dalam bukunya "Heroic Deed of
Muslim Women" : "The historian Tabari makes a special reference to Umm Hakim
the daughter of Harith in this battle (Perang Yarmuk). Ibn Athir says that
Asma, the daughter of Yazid, alone killed nine Roman soldiers. Waqidi give
the name of some women who fought gallantly in the battle of Yarmuk ; Asma
the daughter of Hazrat Abu Bakr, the wife of Abadah and Samit; Khaula, the
daughter of Thalaba; Kand, the daughter of Malik; Salmah, the daughter of
Hashim; Noom, the daughter of Qanas; dan Afira, the daughter of Afara."

Dalam zaman modern ini kaum wanita Islam Iran telah membuktikan peng-
libatan dan pengorbanan yang banyak demi menjatuhkan rezim zhalim Shehin Iran
bersama-sama kaum lelaki. Mereka keluar berarak beramai-ramai menunjuk perasa-
an, menentang ketidakadilan, kepalsuan dan kekejaman, menyertai gerakan revo-
lusi Islam.

PENUTUP

******

*************************
Created at 7:39 AM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Linkzz

Archieve

January 2005[x] February 2005[x] September 2005[x]